Monday, July 14, 2008

Antara Puisi, Cinta dan Realita Kehidupanku

Saat realitas membakar ego dan fantasi pun mengalahkan logika, di belahan relung hitam pekat itulah intuisi keberadaan mulai dipertanyakan. Dengan mereduksi dosa dengan airmata, keikhlasan jiwa terbelakangpun terasa menyayat Perih hingga mendiagnosa rasa ini . Dan diri ini tak akan pernah peduli dengan dunia,karena semua ini adalah hasil karya cipta dari kontemplasi diri. Wahai Sang Penghamba dunia !!!! !! Wahai Sang Penghamba kemulyaan !!!!! Wahai Sang Penghamba yang mengatasnamakan Dia !!!!! Sejenak tundukan kepala yg mengeras dan putihkan hati ini seputih nanah yg mengental, Hapus bayangan dunia dr merahnya ego dan nafsu duniamu…. Dan ketika keberadaan Dia pun mulai dipertanyakan dari jijiknya cercaan daging yg membusuk tanpa tulang belulang. Masih ingatkah kau Hey Pembunuh Asmara,saat saat kita pertama bersua berkaca.

biduk di langit masih kering tertawa
melihat aku yang tetap bercumbu dengan khayal
menari kata dalam balutan puisi
membingkaikan rasa dalam bait
puisi adalah aku
aku bercinta dengan kata
dan merangkai menjadi satu kenangan indah
dekapan kalimat panjang membuai mesra diriku
kutemukan ada detak lemah setia


Dari: Aviev Satya Yudha

1 comment:

Rasta Masta said...

hmmmm...
puisi yang indah....
kata indah yang penuh makna